.: medicina-islamica-lg.blogspot.com :.

Assalamualaikum wr.wb. Welcome to my blog. In here there's some article about islam and about medicine. In my blog here, i use indonesian. May my articles can be usefull for a lot of people in the world. If you like my blog, please give follow and comment in my blog too. thanks. (^.^)

Minggu, 04 September 2011

Waspada Diabetes Mengintai Keluarga Kita !!!



Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan homeostasis dalam tubuh yang ditunjukkan dengan keadaan hiperglikemi (kadar gula dalam darah meningkat). DM sendiri memiliki 2 tipe, yaitu :

o. DM Tipe 1

DM tipe 1 disebabkan karena keturunan, adanya gangguan atau kerusakan pada penghasil hormon insulin dalam tubuh (sel β pulau langerhans di pancreas). Mayoritas pasien DM tipe 1 adalah pasien dg umur yang masih muda. Sbg tindak penanganannya, yaitu pasien harus mendapatkan suntikan (injeksi) hormon insulin sepanjang hidupnya.

o. DM Tipe 2

DM tipe 2 ini dapat disebabkan karena gaya hidup (lifestyle) dimana kita jarang berolahraga maupun beraktivitas, suka minum minuman beralkohol, dan banyak makan makanan dg kandungan karbohidrat dan lemak tinggi. Selain itu, pasien dg DM tipe 2 ini dpt pula disebabkan karena adanya gangguan pd reseptor insulin. Sehingga walaupun kadar insulin dalam darah banyak, namun insulin tsb tdk dpt bekerja menurunkan kadar gula dalam darah.

Pasien dengan DM biasanya memiliki gejala (symtomps) dan tanda2 (signs) sebagai berikut :

- Banyak makan / mudah lapar (Polifagi) à disebabkan karena hiperglikemi, sdgkn kadar gula dlm sel tdk ada, maka sel mengirim pesan ke otak bahwa tubuh sdg “lapar”, meskipun baru saja makan

- Berat badan turun à karena kadar gula dlm sel tdk ada dan tdk di supply oleh darah, maka utk mendapatkan sumber energi tubuh pun akan memecah sumber energi cadangan berupa memecah cadangan lemak. Ketika banyak simpanan / cadangan lemak tubuh yg diubah menjadi energi, maka jumlah lemak tubuh pun turun sehingga menyebabkan BB pun turun

- Banyak kencing (Poliuri) à Pd keadaan hiperglikemik, menyebabkan tingkat viskositas (kekentalan) darah pun meningkat. Ketika sampai di ginjal, darah akan disaring, namun dlm keadaan hiperglikemik darah tdk mampu disaring. Sehingga diekskresikan lah hormon deuritik yg menurunkan viskositas darah shg darah mampu disaring mll ginjal dan pd akhirnya dikeluarkan.

- Banyak minum / mudah haus (Polidipsy) à krn banyak kandungan air terbuang krn banyak kencing, maka jumlah air dlm tubuh pun berkurang, sehingga tubuh ,mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh membutuhkan air sehingga timbulah rasa haus tsb.

- Apabila terjadi luka, luka nya butuh waktu lama utk bisa sembuh. à hiperglikemi, sdgkn bakteri, kuman menyukai tmp dg kandungan gula yg tinggi sbg sumber energi nya. Selain itu, banyak obat2 golongan antibiotik yg tdk dpt bekerja pd suasana hiperglikemik.

- Gangguan saraf dapat berupa kesemutan, tdk dpt ereksi, dll.

- Mudah lelah, mudah capek.

Prinsip pengobatan dr DM adl mengontrol kadar gula darah supaya ttp berada pd keadaan normal, dn menurunkan BB apabila pasien mengalami obese, krn DM adl penyakit yg tdk dpt disembuhkn. Menurut Tingkat Keparahan dan Cara Penyembuhan, DM memiliki beberapa golongan :

* Golongan I : adl pasien DM yg bisa dibilang msh dlm stadium awal, cr mengontrol gula darah nya pun cukup hanya dg diet / pengaturan pola makan.

* Golongan IIA : adl pasien DM yg utk bisa mengontrol kadar gula darah nya harus diberikan OHO (Obat Hipoglikemik Oral) setidaknya sehari sekali dn jga dibarengi oleh penerapan diet

* Golongan IIB : pd pasien golongan ini, utk bsa mengontrol kadar gula darahnya perlu diberikan OHO plg tdk 2x sehari dan pengaturan pola makan.

* Golongan IIIA : Utk mengontrol kadar gula nya, perlu diberikan suntikan / injeksi insulin setidaknya sekali dlm sehari dn pengaturan diet

* Golongan IIIB : Pd golongan ini, dpt pula dibilang sbg DM stadium akhir, dmna utk bsa mengontrol kadar gula darah nya perlu diberikan diet dn injeksi insulin setidaknya 2x sehari

Dlm hubungannya antara DM dg puasa, sejatinya pd DM golongan I-IIA, sebaiknya utk dpt melaksanakan puasa. Krn puasa disini jg bs berperan sbg pengatur pola makan, dn mengatur kadar gula darah. Sdgkn pd pasien DM pd golongan IIIA – IIIB, sebaiknya utk tdk melakukan puasa, krn dpt sewaktu2 memperparah keadaan dn membahayakn kesehatan pasien.

Pd proses penyuntikan insulin, perlu juga diperhatikan beberapa hal penting, antara lain :

# Waktu Penyuntikan

Insulin sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan atas waktu kerja nya, antara lain sbg berikut :

@ Insulin Kerja Pendek : biasanya disuntikn sesaat sebelum makan

@ Insulin Kerja Cepat : biasanya disuntikn sktr 30 – 60 menit sebelum makan

@ Insulin Kerja Sedang : disuntikan pd malam hari sktr pukul 22.00 dan biasanya bekerja selama tidur atau sekitar 8 jam

@ Insulin Kerja Lambat : Bahkan ada yg kerja nya hingga mencapai 24 jam.

# Tempat Penyuntikan

Penyuntikan insulin dilakukan scr injenksi intra muscular (didalam otot), yaitu dg sudut 90o . Penyuntikan biasanya dilakukan menggunakan spuit 1cc/spuit insulin. Dlm menentukan tmp penyuntikan dilakukan scr rotasi/siklus (spy tdk lupa), dn masing2 titik sebanyak 15x injeksi. Lokasi2 tsb antara lain :

+ lengan atas kiri (deltoid sinistra)

+ perut diatas pusar
+ perut dibawah pusar

+ paha kiri (femur sinistra)

+ pantat kiri (gluteus sinistra)

+ pantat kanan (gluteus dextra)

+ paha kanan (femur dextra)

+ lengan atas kanan (deltoid dextra)

# Hal2 yg Perlu Diperhatikan

Apabila setelah dilakukan injeksi insulin, pasien merasakan gemetar, lemas maka sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter terdekat, krn ditakutkan dosis nya terlalu tinggi.

Pencegahan dr DM sendiri dpt berupa beberapa cara, antara lain :

> Edukasi ttg lifestyle yg baik utk mencegah DM

> Diet rendah karbohidrat dn lemak , tinggi vitamin dn protein menggunakan perhitungan Terapi Gizi Medis. Meski dibatasi dalam jumlah makan, namun jam makan ttp seperti biasa yaitu makan 3x sehari.

> Selektif dlm memilih pasangan hidup, krn DM merupakan penyakit yg bisa diturunkn scr genetik.

> Mengontrol kadar gula darah scr berkala, baik kadar gula puasa maupun kadar gula 2jam postprandial



Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar