.: medicina-islamica-lg.blogspot.com :.

Assalamualaikum wr.wb. Welcome to my blog. In here there's some article about islam and about medicine. In my blog here, i use indonesian. May my articles can be usefull for a lot of people in the world. If you like my blog, please give follow and comment in my blog too. thanks. (^.^)

Kamis, 06 Desember 2012

HIV / AIDS

HIV merupakan kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Dikenal ada dua jenis virus, yaitu HIV tipe 1 (HIV-1) dan HIV tipe 2 (HIV-2). HIV-1 merupakan penyebab utama AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh rusaknya sistem pertahanan tubuh, sehingga muncul berbagai infeksi.

Perlu waktu 5-10 tahun pasien dg HIV + menjadi AIDS, dan sekali didiagnosis HIV + maka akan selamanya + dan tidak bisa berubah menjadi - ... Berikut adalah tahapan fase2 dr penyakit AIDS ...

- Pd 3 bulan pertama (Setelah terpajan virus HIV) disebut sbg Periode Jendela.
Pd pemeriksaan lab : Tes HIV masih negative (HIV - ), namun Virus HIV sudah ada tapi belum terbentuk antibodi (imunitas) HIV yang cukup di dalam tubuh. Tetapi Pasien sudah mampu menularkan HIV ke orang lain, Terutama lewat: Hubungan seksual, Jarum suntik pada IDU (Injection Drug User), Transfusi darah

- Periode Asimtomatik (Tanpa Gejala) Berlangsung 1-5 tahun setelah Terpajan HIV.
Pemeriksaan Lab didapatkan Tes HIV +, namun Pasien tidak merasakan gejala apa-apa, Mudah menularkan HIV: Hubungan sex , Jarum suntik IDU, Transfusi darah

- Periode Simtomatik (Menimbulkan Gejala)
diawal tadi sudah sedikit disinggung bahwa Virus HIV menyerang sistem imun tubuh, sehingga dengan rusaknya sistem imunitas tubuh maka pasien akan mudah terserang penyakit infeksi oleh bakteri dan virus lain. Biasanya pasien pada fase ini mengalami gejala spt : Demam > 1 bulan, Diare > 1 bulan . Batuk > 1 bulan kemungkinan mengarah ke TBC Paru. Berat Badan turun > 10% dalam waktu yg singkat

HIV tidak ditularkan melalui :
Bersalaman, berpelukan, cium pipi
Batuk, bersin, air mata, keringat
Memakai peralatan rumah tangga seperti: alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur. (Serumah!)
Gigitan nyamuk, binatang peliharaan
Bekerja, sekolah, berkendaraan bersama.
Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, mandi sauna, dll.

Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari Penyakit AIDS
#World AIDS day
#dr.Erwin Budi C, SP.PD

Aspek Psikiatri Stress

Setiap manusia pasti pernah merasakan stress. Tapi sebenarnya stress kalau dipandang dari sisi medis itu seperti apa sih ??? Mari kita bahas bersama :)

Stress adalah reaksi fisik dan emosi yang dialami seseorang dalam kondisi takut, menantang ataupun sulit. Disisi lain stress juga dapat diartikan sebagai reaksi yang timbul dari tekanan yang berlebihan dan kekhawatiran yang tidak dapat diatasi. Ada pula orang yang mengartikan stress sebagai respon berbahaya baik fisik maupun emosional yang terjadi karena ketidaksesuaian antara kemampuan, sumber dan kebutuhan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan di mana seorang individu mengalami ketidakenakan, oleh karena harus beradaptasi dengan stressor. Dimana stressor berarti keadaan atau peristiwa yang menyebabkan stress. Stressor atau sumber stress dapat terbagi atas :
  • Sumber internal
Sumber internal berarti sumber stress berasal dari dalam diri seseorang tersebut. Misalkan orang yang memiliki sifat ambisius, agressive, suka tantangan lebih rentan terhadap stress. Wanita cenderung lebih rentan stress
  • Sumber Eksternal
Sumber eksternal berarti sumber stress berasal dari lingkungan bisa berasal dari :
    • keluarga (KDRT, broken home)
    • pendidikan (batas kelulusan yang tinggi, materi yang sulit dan banyak)
    • pekerjaan (dikejar deadline, bos yang galak)
    • ekonomi (penghasilan minim, harga kebutuhan melonjak), dll.
Stressor ini dapat berupa :
    • kegagalan
    • kematian orang dekat
    • ditipu orang
    • bangkrut
    • kehilangan jabatan
    • kehilangan barang, dll.
Stress yang dialami dapat menjadi lebih berat apabila
    • kejadian tersebut terjadi tiba-tiba (orang tercinta mengalami kecelakaan)
    • tidak diduga sebelumnya (sanak keluarga meninggal karena penyakit jantung padahal baru saja  berbincang-bincang)
    • usaha sudah maksimal (sudah belajar mati-matian untuk ujian, tapi tetap saja tidak lulus)
    • nyaris berhasil (standard kelulusan ujian = 60, hasil ujian yang didapat = 59)
    • disengaja orang lain (keluarga korban pembunuhan akan lebih stress daripada keluarga korban kecelakaan)
Orang yang sedang mengalami stress biasanya ditandai dengan
  • Perilaku
    • Menunda dan menghindari pekerjaan
    • Sering menangis
    • Sering marah-marah atau membentak orang lain
    • Merokok berlebihan
    • Gangguan pola makan
  • Pikiran
    • Sulit konsentrasi dan mengambil keputusan
    • Pelupa dan mental menjadi tidak stabil
    • Resah terhadap masa depan
    • takut akan kegagalan
  • Fisik
    • Sakit pada otot
    • tangan dingin dan basah berkeringat
    • gangguan tidur
    • mudah flu dan infeksi, hal ini terkait dengan penurunan imunitas yang terjadi akibat stress berkepanjangan
  • Perasaan
    • Takut
    • Murung
    • Cemas, tegang
    • Cepat marah
    • Frustasi
    • Rendah diri

Stress dapat berdampak positif bagi tubuh dan juga dapat menjadi sebaliknya. Hal ini bergantung pada bagaimana kita menghadapi stressor tersebut. Berikut adalah tipe stress :
  • Eustress (Stress yang baik)
Stress yang bila ditangani dengan baik akan berpengaruh positif terhadap fisik dan mental. Akan berdampak meningkatkan energi positif.
  • Distress (Stress yang buruk / Chronik stress)
Stress yang bila tidak ditangani dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap fisik dan mental. Akan menimbulkan dampak menurunkan mental dan motivasi kemampuan

Sebagai contoh : Ketika hasil ujian tengah semester diumumkan, X dan Y mendapatkan nilai mata kuliah Genetika 40. Menanggapi nilai tersebut, X menjadi tertantang untuk dapat belajar dan menguasai lebih tentang genetika sehingga pada ujian akhir semester nanti bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. (Dalam hal ini X menanggapi stressor sebagai batu loncatan untuk berubah menjadi lebih baik - Eustress). Sedangkan Y menanggapi nilai yang ia dapat, ia menjadi frustasi dan pesimis untuk bisa lulus materi genetika (hal ini Y menggunakan stressor sebagai menurunkan mental dan motivasi)

Dampak yang terjadi saat mengalami stress, antara lain
  • Pada individu
    • menurunnya tingkat kesehatan (imun menurun, ,mudah infeksi)
    • interaksi sosial dan pola komunikasi terganggu (cenderung murung dan berdiam diri)
  • Pada pekerjaan
    • Menurunkan kualitas hidup seseorang
    • menurunkan produktivitas kerja (cenderung malas dan menghindari kewajiban)
    • Kurang bisa memanage pekerjaan dengan baik

Sebenarnya di dalam tubuh manusia terdapat sebuah mekanisme pertahanan jiwa (MPJ). Dimana MPJ ini akan berperan untuk mengeliminasi stress dan mencegah gangguan jiwa. Namun MPJ ini bersifat tidak dapat dikendalikan sesuai kehendak kita. MPJ dapat berupa :
  • Sublimasi : mengalihkan stress ke hal yang lebih berguna -> olahraga, kerja keras
  • Represi :berusaha menekan dan melupakan masalah yang sedang dihadapi
  • Konversi : stress dialihkan ke fungsi normal tubuh sehingga didapatkan berdebar-debar, tekanan darah naik, muka merah, nyeri perut tanpa sebab, dll
  • Proyeksi : mengalihkan masalah ke orang lain, dapat berupa memarahi bawahan, menyalahkan orang lain
  • Identifikasi : meniru cara orang lain dalam menyelesaikan masalah, dapat berupa ngomel-ngomel, dll
  • Rasionalisasi : mencari alasan rasional atas kesalahan yang terjadi untuk mendapatkan rasa aman
  • Kompensasi : upaya untuk menutupi kekurangan yang ada
Pada orang yang dapat memanage stress akan terjadi mekanisme : Stressor -> stress -> MPJ berhasil -> sehat
Sedangkan pada individu yang tidak dapat memanage stress dengan baik akan terjadi mekanisme : Stressor -> MPJ gagal -> gangguan sistem limbik -> gangguan HPA aksis -> menyerang organ sensitif -> organ visera -> keluhan fisik (gula darah naik, tekanan darah naik, dll) atau Stressor -> stress -> MPJ gagal -> Gangguan jiwa

Sumber :
Aspek Psikiatri dari Stress, dr.Ismed Yusuf, Sp.KJ(K)
Pengelolaan Stress untuk Meningkatkan Kualitas Hidup, dr.Ahmadi NH, Sp.KJ