Stress adalah reaksi fisik dan emosi yang dialami seseorang dalam kondisi takut, menantang ataupun sulit. Disisi lain stress juga dapat diartikan sebagai reaksi yang timbul dari tekanan yang berlebihan dan kekhawatiran yang tidak dapat diatasi. Ada pula orang yang mengartikan stress sebagai respon berbahaya baik fisik maupun emosional yang terjadi karena ketidaksesuaian antara kemampuan, sumber dan kebutuhan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan di mana seorang individu mengalami ketidakenakan, oleh karena harus beradaptasi dengan stressor. Dimana stressor berarti keadaan atau peristiwa yang menyebabkan stress. Stressor atau sumber stress dapat terbagi atas :
- Sumber internal
- Sumber Eksternal
- keluarga (KDRT, broken home)
- pendidikan (batas kelulusan yang tinggi, materi yang sulit dan banyak)
- pekerjaan (dikejar deadline, bos yang galak)
- ekonomi (penghasilan minim, harga kebutuhan melonjak), dll.
- kegagalan
- kematian orang dekat
- ditipu orang
- bangkrut
- kehilangan jabatan
- kehilangan barang, dll.
- kejadian tersebut terjadi tiba-tiba (orang tercinta mengalami kecelakaan)
- tidak diduga sebelumnya (sanak keluarga meninggal karena penyakit jantung padahal baru saja berbincang-bincang)
- usaha sudah maksimal (sudah belajar mati-matian untuk ujian, tapi tetap saja tidak lulus)
- nyaris berhasil (standard kelulusan ujian = 60, hasil ujian yang didapat = 59)
- disengaja orang lain (keluarga korban pembunuhan akan lebih stress daripada keluarga korban kecelakaan)
- Perilaku
- Menunda dan menghindari pekerjaan
- Sering menangis
- Sering marah-marah atau membentak orang lain
- Merokok berlebihan
- Gangguan pola makan
- Pikiran
- Sulit konsentrasi dan mengambil keputusan
- Pelupa dan mental menjadi tidak stabil
- Resah terhadap masa depan
- takut akan kegagalan
- Fisik
- Sakit pada otot
- tangan dingin dan basah berkeringat
- gangguan tidur
- mudah flu dan infeksi, hal ini terkait dengan penurunan imunitas yang terjadi akibat stress berkepanjangan
- Perasaan
- Takut
- Murung
- Cemas, tegang
- Cepat marah
- Frustasi
- Rendah diri
Stress dapat berdampak positif bagi tubuh dan juga dapat menjadi sebaliknya. Hal ini bergantung pada bagaimana kita menghadapi stressor tersebut. Berikut adalah tipe stress :
- Eustress (Stress yang baik)
- Distress (Stress yang buruk / Chronik stress)
Sebagai contoh : Ketika hasil ujian tengah semester diumumkan, X dan Y mendapatkan nilai mata kuliah Genetika 40. Menanggapi nilai tersebut, X menjadi tertantang untuk dapat belajar dan menguasai lebih tentang genetika sehingga pada ujian akhir semester nanti bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. (Dalam hal ini X menanggapi stressor sebagai batu loncatan untuk berubah menjadi lebih baik - Eustress). Sedangkan Y menanggapi nilai yang ia dapat, ia menjadi frustasi dan pesimis untuk bisa lulus materi genetika (hal ini Y menggunakan stressor sebagai menurunkan mental dan motivasi)
Dampak yang terjadi saat mengalami stress, antara lain
- Pada individu
- menurunnya tingkat kesehatan (imun menurun, ,mudah infeksi)
- interaksi sosial dan pola komunikasi terganggu (cenderung murung dan berdiam diri)
- Pada pekerjaan
- Menurunkan kualitas hidup seseorang
- menurunkan produktivitas kerja (cenderung malas dan menghindari kewajiban)
- Kurang bisa memanage pekerjaan dengan baik
Sebenarnya di dalam tubuh manusia terdapat sebuah mekanisme pertahanan jiwa (MPJ). Dimana MPJ ini akan berperan untuk mengeliminasi stress dan mencegah gangguan jiwa. Namun MPJ ini bersifat tidak dapat dikendalikan sesuai kehendak kita. MPJ dapat berupa :
- Sublimasi : mengalihkan stress ke hal yang lebih berguna -> olahraga, kerja keras
- Represi :berusaha menekan dan melupakan masalah yang sedang dihadapi
- Konversi : stress dialihkan ke fungsi normal tubuh sehingga didapatkan berdebar-debar, tekanan darah naik, muka merah, nyeri perut tanpa sebab, dll
- Proyeksi : mengalihkan masalah ke orang lain, dapat berupa memarahi bawahan, menyalahkan orang lain
- Identifikasi : meniru cara orang lain dalam menyelesaikan masalah, dapat berupa ngomel-ngomel, dll
- Rasionalisasi : mencari alasan rasional atas kesalahan yang terjadi untuk mendapatkan rasa aman
- Kompensasi : upaya untuk menutupi kekurangan yang ada
Sedangkan pada individu yang tidak dapat memanage stress dengan baik akan terjadi mekanisme : Stressor -> MPJ gagal -> gangguan sistem limbik -> gangguan HPA aksis -> menyerang organ sensitif -> organ visera -> keluhan fisik (gula darah naik, tekanan darah naik, dll) atau Stressor -> stress -> MPJ gagal -> Gangguan jiwa
Sumber :
Aspek Psikiatri dari Stress, dr.Ismed Yusuf, Sp.KJ(K)
Pengelolaan Stress untuk Meningkatkan Kualitas Hidup, dr.Ahmadi NH, Sp.KJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar