Cacing Enterobius vermicularis ini memiliki nama lain cacing kremi, pin worm, seatworm atau Oxyuris vermicularis. Cacing ini dapat memiliki hospes/ tempat hidup pd manusia. Apabila ada seseorang yg terkena infeksi cacing ini didiagnosis sbg enterobiasis atau oksiuriasis. Keberadaan cacing ini di dunia menyebar secara kosmopolit, namun lebih banyak ditemukan pd daerah dingin. Hal ini disebabkan krn pd masyarakat yg tinggal di daerah dingin umumnya lbh jarang mandi dan mengganti baju dalam.
Morfologi
Cacing enterobius betina berukuran 8-13 mm x 0,4mm. Pd ujung anterior nya terdapat pelebaran spt sayap yg disebut alae. Bulbus esophagus Nampak jelas, ekor panjang dan runcing. Uterus cacing yg gravid melebar dan penuh telur. Seekor cacing enterobius dapat bertelur hingga 11.000-15.000 butir telur.
Sedangkan cacing enterobius jantan berukuran 2-5mm. cacing jantan memiliki ekor yg melengkung yg berbentuk spt tanda Tanya (?).
Kopulasi/ pembuahan cacing jantan dan betina terjadi di caecum. Cacing jantan akan mati setelah kopulasi dan cacing betina akan mati setelah bertelur.
Telur cacing oxyuris berbentuk lonjong dan lebih datar pd 1 sisi (asimetrik). Dinding telur bening dan agak lbh tebal. Telu cacing oxyuris mjd matang setelah 6 jam dikeluarkan dan bersifat resisten thd desinfektan dan udara dingin.
Siklus hidup
Setelah mengalami kopulasi di sekum -> cacing akan bergerak menuju anus -> bertelur di anus -> menyebabkan gatal pd anus (pruritus ani) -> di garuk -> tidak cuci tangan -> telur infektif tertelan -> menetas di duodenum -> dewasa di jejunum
Dapat juga telur infektif menempel pd pakaian -> pakaian dijemur -> telur terbawa angin -> tertelan
Daur hidup cacing ini berlangsung selama 2 minggu – 2 bulan.
Patologi dan Gejala Klinis
Beberapa tanda infeksi cacing enterobius antara lain nafsu makan turun, BB turun, anuresis, cepat marah, gigi menggertak, insomnia, gatal pada anus shg menyebabkan luka pd anus.
Diagnosis
Utk penegakan diagnosis dr enterobiasis ini dpt dilakukan dg ditemukannya telur atau larva cacing pd pemeriksaan mikroskopik scr 3 hari berturut2. Pengambilan sampel dapat dilakukan dg cara anal swab, yaitu menggunakan alat spt tongue spatel yg dilekati dg adhesive tape yg berguna agar telur/larva cacing disekitar anus dapat menempel pd adhesive tape dan dapat dilakukan pemeriksaan scr mikroskopis dg reagen tuluol. Pengambilan sampel ini dilakukan waktu pagi hari sebelum anak BAB maupun cebok.
Sumber : Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, ed. 4, FK UI.
artikel yang bagus. tingkatkan lagi dan berikan pengetahuan bagi bangsa ini. :) keep work
BalasHapusmantab masbreww !!!
BalasHapusfollow back yaaa
www.labsaya.com