Kamis, 17 November 2011

Ketinggalan Kereta


Suatu hari di malam takbiran, Anton berkeinginan untuk pulang kampung ke kampung nya di
Kendal, Jawa Tengah. Ia pun sudah mengepack barang2 apa saja yang akan ia bawa, dari
pakaian hingga oleh2 untuk keluarga di kampung.
Kala sore itu setelah berbuka puasa, ia langsung bergegas menuju stasiun senen untuk naik
kereta yang dijadwalkan akan berangkat setelah isya. Sesampainya di stasiun, ternyata stasiun
telah penuh sesak dengan para penumpang yang akan mudik ke semarang. Karena keadaan
didalam kereta penuh sesak, ia pun naik ke atas gerbong kereta bersama banyak orang disana.
Awalnya itu tak mengapa. Sesampainya di stasiun cirebon, para penumpang yang ada di atas
gerbong kereta pun dipaksa utk turun dan dikenakan sangsi. Sehingga Anton pun ikut turun dan
terpaksa ketinggalan kereta untuk pulang. Kala itu Anton pun sangat marah terhadap para
pegawai KAI dan satpol PP yang merazianya. Dia sangat marah karena rencananya untuk sholat
ied di kampung halamannya pun batal gara2 di razia.
Akhirnya setelah berjam2 dia marah2 kpd anggota satpol PP dan petugas KAI, dia pun merasa
lelah. Dia pun akhirnya tertidur di ruang tunggu penumpang stasiun Cirebon untuk menunggu
kedatangan kereta ke Semarang esok harinya.
Esok pagi ketika dia sedang sarapan di warung makan dekat stasiun, ia pun melihat TV. Disitu
dibicarakan bahwa baru saja malam tadi terjadi kecelakaan kereta api di Brebes yang
menewaskan hampir 50 orang. Kereta yang mengalami musibah ini adalah kereta jurusan Jakarta
- Semarang yang tak lain yang dinaiki oleh Anton sebelumnya. Begitu kagetnya Anton melihat
berita itu, langsung dia pun menangis haru dan langsung sujud syukur di tempat tsb. Karena
sesungguhnya Allah telah melindunginya dari kecelakaan yang akan terjadi melalui razia satpol
PP.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar